Tuesday, August 28, 2018

Terimakasih Kesibukan

Terimakasih kesibukan, sesaat kau membantuku untuk melupakan masalah yang aku hadapi,
Terimakasih kesibukan, telah mengisi menit demi menit yang sangat panjang, 
Terimakasih kesibukan...

Gue bukan tipe orang yang kalo ada masalah langsung lesu, galau, nggak bersemangat, plin plan, nggak konsen, amburkadul dan lain-lain, tapi gue ketika ada masalah gue memilih untuk sibuk, dengan begitu gue seperti orang yang normal tanpa masalah, gue tetap bisa mengkontrol segala hal dengan tidak membawa masalah gue ke lingkup kerja gue. 
Tapi, ketika gue mulai sendiri, disitu gue mulai memikirkan masalah-masalah yang datang di hidup gue, terkadang gue kalau udah kepikiran bawaannya jadi orang yang lesu banget, banget, banget, jadi gue selalu berusaha untuk tetap sibuk, entah sibuk dalam hal apapun, dalam hal pekerjaan misalnya, bermain dengan keponakan, atau mencari kesibukan dengan hangout mungkin atau apapun itu, sebisa mungkin gue harus bener-bener sibuk karna dengan cara itu gue bisa mengendalikan diri gue agar nggak terlalu larut dalam kesedihan. Ini contoh untuk masalah kesedihan yang gue hadapi.
Beda hal nya dengan masalah yang harus membuat gue berfikir untuk mengambil keputusan, disitu gue akan mencari waktu yang bener-bener waktu untuk gue sendiri untuk bisa berfikir dengan logika, berfikir dengan baik untuk bisa mengambil keputusan dengan benar. Karna dengan satu keputusan yang salah bakal ngehancurin semuanya, dan gue nggak mau itu terjadi, sebisa mungkin gue bener-bener berusaha untuk menahan diri untuk tidak mengambil keputusan di saat gue dalam keadaan marah.

Terimakasih kesibukan engkau sangat berarti dalam hal melupakan. 

Jangan lupa bersyukur dan terseyum ya hari ini :)

Kota kelahiranku

Assalamualaikum...


Hello gais, kali ini gue mau membahas sedikit mengenai kota kelahiran gue, kota yang sangat sangat amat gue cintai ini.
Gue lahir di Papua, tepatnya Kota Sorong Papua Barat, gue nggak tau asal mula gimana sampai orang tua gue memilih kota ini sebagai kota rantauan, tapi yang gue tau gue lahir dan besar di kota ini, kota yang menjadi saksi kehidupan gue *ceileh*
Orang tua gue berasal dari jawa, ibu jawa, bapak jawa, jadi gue juga orang jawa, tapi entah kenapa gue lebih suka dibilang orang papua, karna menurut gue, gue ini memang orang papua, gimana nggak gue lahir, gue besar, gue sekolah dari SD, SMP, SMA, kuliah, kerja itu di papua, di papua gue mengenal ini itu dan anu.
Gue pernah menginjakan kaki di tanah jawa saat gue masih berusia 6 tahun kalau nggak salah saat itu gue duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 pada tahun 2001, dan gue pun lupa karna saat itu gue masih terlalu kecil untuk mengingat. Gue kembali ke tanah jawa lagi saat gue berusia 21 tahun di tahun 2016, saat itu gue sudah bekerja. Sudah Enam belas tahun gue mulai kembali ke tanah jawa dengan waktu yang hanya sementara yaitu cuma seminggu, itulah kenapa gue lebih suka dengan sebutan bahwa gue orang papua.
Kota kelahiran gue memang bukan kota yang sangat padat, ramai tapi tidak begitu ramai, terbatasnya kuliner-kuliner moderen yang bisa memanjakan lidah, tidak banyaknya tempat wisata untuk liburan, tak ada gedung-gedung tinggi yang memanjakan mata, tetapi kota kelahiran gue ini kota kelahiran yang amat sangat gue cintai. 
Dari kota ini gue mulai mengenal cinta, bertemu dengan orang jahat dan baik juga tentunya, dari kota ini gue belajar banyak, belajar tentang cinta, kehidupan, kesusahan, kebahagiaan, kerja keras dan masih banyak lagi, dari kota ini gue bertemu dengan kekasih hati, teman, sahabat, mengenal begitu banyak orang baik yang sering gue temui di tempat kerja gue.
Rasa bosan, muak, rasa takut pernah menghampiri gue, sehingga tanpa pikir panjang gue punya keinginan besar untuk meninggalkan kota kelahiran gue ini, mungkin karna saat itu gue belum bisa berpikir panjang, belum bisa mengerti apa itu arti kenyamanan yang sesungguhnya, tapi saat ini sedikit banyak gue tau apa itu kenyamanan yang sangat gue butuhkan. Tapi, terkadang sedikit terlintas di pikiran gue beberapa keinginan-keinginan gue tentang kota kelahiran gue ini, seperti kota besar moderen lainnya, gue pun sangat ingin kota kelahiran gue tak jauh beda dengan kota besar di luar sana, seperti hal nya kota jakarta, banyak gedung-gedung tinggi pencakar langit nya, pemandangan indah dengan gedung-gedung bertingkat yang rapi, pemandangan indah saat malam hari dengan lampu yang berkelap kelip, begitulah keinginan untuk kota kelahiran ini.
Tidak hanya itu, keinginan terbesar yang ada untuk kota kelahiran gue ini adalah banyaknya tempat hiburan lain seperti bioskop, arena permainan yang besar, pantai, dan juga tempat-tempat kuliner yang bisa memanjakan lidah. Betapa indahnya ketika kota kelahiran gue ini bisa menjadi kota yang sangat amat gue impikan, Gue hanya bisa berdoa, semoga kedepannya kota kelahiran gue ini bisa menjadi kota yang indah, rapi, bersih, aman, dan juga moderen.

Wednesday, August 22, 2018

Mimpi yang terhenti

Assalamualaikum...
Hallo gais, gue kembali.
Kembali dari kevakuman sementara dikarenakan gue terlalu sibuk dan males. Hari ini gue mau cerita kembali tentang mimpi gue. Kalau kalian udah mengikuti KR Notes dari awal kalian pasti akan tau apa mimpi dari pemilik blog ini. Ya, menjadi seorang Flight Attendant adalah mimpi gue dari dulu. Dan impian itu akan selamanya menjadi impian. Impian yang paling indah yang pernah gue mimpikan. So gais, gue udah memikirkan hal ini secara matang-matang, gue akan berhenti menggapai impian gue itu, bukan tanpa alasan, tetapi dengan segudang alasan yang nggak bisa gue jelaskan, tapi gue akan cerita sedikitnya alasan gue yang membuat gue berfikir untuk berhenti meraih impian gue itu.
Mimpi gue ini sangat didukung oleh kedua orang tua gue, terutama bapak. Tapi semenjak bapak udah nggak ada, disitu impian gue pun sedikit demi sedikit menjadi pudar. Gue jadi merasa punya tanggung jawab besar untuk jagain mama, apalagi semenjak bapak nggak ada di rumah hanya tinggal mama, kakak dan gue.
Gue memilih untuk mengubur dalam-dalam impian gue itu. Dekat dengan mama adalah pilihan gue saat ini, sehingga gue lebih memilih untuk berhenti mengejar mimpi gue yang mau tidak mau nantinya akan menjauhkan gue dengan mama. 
Dengan keputusan gue ini, bukan berarti gue menyerah dengan keadaan, gue akan tetap berusaha menjadi orang yang sukses dalam karir dengan melalui jalan yang lain, gue akan terus berusaha untuk tetap sukses dan yang terpenting adalah tetap dekat dengan mama. 
Mungkin ini adalah takdir yang udah Tuhan atur untuk kehidupan gue ini, yang jelas gue tetap bersyukur dan akan terus berusaha untuk mencapai karir yang sukses.
Mimpi itu mungkin akan tetap menjadi mimpi, mimpi yang tidak akan berubah menjadi kenyataan, tetapi seperti hal nya bunga tidur, mimpi gue ini akan menjadi bunga tidur yang sangat indah.